2.
Sandra Sagita
3.
Sefta Porena
Sari
Fistula
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Siska S. Kep
AKADEMI KESEHATAN SAPTA BAKTI
BENGKULU
TH. AJARAN 2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya, makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i
akper maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah
ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah
Keperawatan KDM II dengan judul “FISTULA”. Dalam penulisan makalah ini
penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh
para pembaca.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun
dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Akhir
kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.
Bengkulu, Juni
2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Hal
Cover. ........................................................................................................ i
Kata
Pengantar.......................................................................................... ii
Daftar isi..................................................................................................... iii
a.
Apa itu
Fistula?.................................................................................1
b.
Jenis Fistula.................................................................................... 5
c.
Fistula
Ani...................................................................................... 6
d.
Klasifikasi Fistula
Ani....................................................................9
e.
Anal
Fistula..................................................................................... 13
Penutup......................................................................................................16
Daftar Pustaka..........................................................................................17
iii
Fistula
Apa itu Fistula?
Dalam pengobatan, fistula adalah koneksi normal atau
lorong antara dua organ epitel berlapis atau kapal yang biasanya tidak
terhubung. Hal ini umumnya kondisi penyakit, tetapi fistula mungkin operasi
dibuat untuk alasan terapeutik.
Fistula dapat
berkembang di berbagai bagian tubuh. Daftar berikut ini diurutkan oleh Klasifikasi Statistik
Internasional Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait .
v Penyakit mata, adneksa, telinga, dan proses mastoid
- Lacrimalis fistula
- Mastoid fistula
- Craniosinus fistula: antara ruang intracranial dan sinus paranasal
- Labirin fistula
- Perilymph fistula: robekan antara selaput antara telinga tengah dan bagian dalam
- Preauricular fistula
- Preauricular fistula: biasanya di bagian atas telinga helicis krista
v Penyakit pada sistem peredaran darah
- Arteriovenosa fistula koroner, diperoleh
- Arteriovenosa fistula pembuluh paru
- Paru arteriovenosa fistula: antara arteri dan vena paru-paru, sehingga shunting darah. Hal ini menyebabkan darah tidak benar beroksigen.
- Cerebral arteriovenosa fistula, diperoleh
- Arteriovenosa fistula, diperoleh
- Fistula arteri
v Penyakit pada sistem pernapasan
- Pyothorax dengan fistula
- Fistula trakeo trakeostomi berikut: antara pernapasan dan selang makanan
v Penyakit sistem pencernaan
- Kelenjar ludah fistula
- Fistula dari lambung dan duodenum
- Gastrocolic fistula
- Gastrojejunocolic fistula - setelah II Billroth, bentuk fistula antara usus besar melintang dan jejunum bagian atas (yang, pasca Billroth II, yang melekat pada sisa perut). Kotoran melewati benar dari usus ke lambung dan menyebabkan halitosis.
- Enterocutaneous fistula: antara usus dan permukaan kulit, yaitu dari duodenum atau jejunum atau ileum. Definisi ini tidak termasuk fistula yang timbul dari usus besar atau usus buntu.
- Lambung fistula: dari perut ke permukaan kulit
- Fistula usus buntu
- Anal fistula
- Fistula anorektal: menghubungkan rektum atau daerah anorektal lainnya ke permukaan kulit. Hal ini menyebabkan cairan yang abnormal dari tinja melalui lubang anus selain. Juga disebut fistula-in-ano.
- Tinja fistula
- Fistula-in-ano
- Fistula anorektal
- Fistula usus
- Enteroenteral fistula: antara dua bagian dari usus
- Fistula kandung empedu
- Fistula dari saluran empedu
- Fistula bilier: menghubungkan saluran empedu ke permukaan kulit, sering disebabkan oleh operasi kandung empedu
- Pankreas fistula: antara pankreas dan eksterior melalui dinding perut
v Penyakit sistem muskuloskeletal dan jaringan ikat
- Fistula sendi
v Penyakit sistem urogenital
- Vesicointestinal fistula
- Urethral fistula
- Innora: antara utricle prostat dan luar tubuh
- Fistula puting
- Fistula melibatkan alat kelamin perempuan saluran / Kebidanan fistula
- Vesicovaginal fistula: antara kandung kemih dan vagina
- Lain-genital perempuan kemih saluran fistula
- Serviks fistula: celah yang abnormal pada leher rahim
- Fistula vagina untuk usus kecil
- Enterovaginal fistula: antara usus dan vagina
- Fistula vagina untuk usus besar
- Rektovaginal: antara rektum dan vagina
- Lain-genital perempuan usus saluran fistula
- Saluran kelamin perempuan kulit fistula
- Fistula saluran alat kelamin perempuan lain
- Perempuan fistula saluran kelamin, yang tidak ditentukan
v T: malformasi kongenital, deformasi dan kelainan kromosom
- Sinus, fistula dan kista sumbing branchial
- Fistula kongenital Preauricular: Sebuah lubang kecil di depan telinga. Juga disebut Fistula Auris congenita atau Pit Telinga.
- Portal vena-arteri hepatik fistula
- Fistula kongenital bibir
- Fistula kongenital kelenjar ludah
- Adanya bawaan, atresia dan stenosis rektum dengan fistula
- Adanya bawaan, atresia dan stenosis anus dengan fistula
- Fistula kongenital rektum dan anus
- Bawaan fistula antara rahim dan pencernaan dan saluran kemih
- Bawaan fistula rektovaginal
v T: menyebabkan Eksternal
- Trauma arteriovenosa fistula
- Persistent pasca operasi fistula
Jenis
Berbagai jenis
fistula meliputi:
- Buta: dengan hanya satu ujung terbuka
- Lengkap: dengan bukaan baik eksternal dan internal
- Lengkap: fistula dengan pembukaan kulit eksternal, yang tidak terhubung ke organ
Meskipun
sebagian besar fistula dalam bentuk tabung, beberapa juga dapat memiliki
beberapa cabang.
Oleh: Dr. Emerson Budiarman Masli, Sp.B
pengobatan yang terus berlangsung
seumur hidup pasien. Karenanya peningkatan kesadaran dan deteksi dini akan
mencegah komplikasi penyakit ini menjadi kronis.
Fistula adalah hubungan abnormal antara dua tempat yang
berepitel. Fistula ani adalah fistula yang menghubungkan antara kanalis anal
ke kulit di sekitar anus (ataupun ke organ lain seperti ke vagina).
Pada permukaan kulit bisa terlihat satu atau lebih lubang fistula, dan dari
lubang fistula tersebut dapat keluar nanah ataupun kotoran saat buang air
besar.
Terdapat berbagai jenis fistula, mulai dari yang simple
hingga fistula kompleks yang bercabang cabang dan melibatkan otot sphincter
ani (otot yang mengatur proses defekasi).
Fistula ani sering terjadi pada laki laki berumur 20 – 40
tahun, berkisar 1-3 kasus tiap 10.000 orang. Sebagian besar fistula terbentuk
dari sebuah abses (tapi tidak semua abses menjadi fistula). Sekitar 40%
pasien dengan abses akan terbentuk fistula.
Mayoritas penyakit supurativ anorektal terjadi karena
infeksi dari kelenjar anus (cyptoglandular). Kelenjar ini terdapat di dalam
ruang intersphinteric. Diawali kelenjar anus terinfeksi, sebuah abses kecil
terbentuk di daerah intersfincter. Abses ini kemudian membengkak dan
fibrosis, termasuk di bagian luar kelenjar anus di garis kripte.
Ketidakmampuan abses untuk keluar dari kelenjar tersebut akan mengakibatkan
proses peradangan yang meluas sampai perineum, anus atau seluruhnya, yang
akhirnya membentuk abses perianal dan kemudian menjadi fistula.
Fistula ani juga dapat terjadi pada pasien dengan kondisi
inflamasi berkepanjangan pada usus, seperti pada Irritable Bowel Syndrome
(IBS), diverticulitis, colitis ulseratif, dan penyakit crohn, kanker rectum,
tuberculosis usus, HIV-AIDS, dan infeksi lain pada daerah ano-rektal.
Sebagian besar fistula ani memerlukan operasi karena
fistula ani jarang sembuh spontan. Setelah operasi risiko kekambuhan fistula
termasuk cukup tinggi yaitu sekitar 21% (satu dari lima pasien dengan fistula
post operasi akan mengalami kekambuhan).
Diagnosis
Pasien biasanya mengeluhkan beberapa gejala yaitu :
· Nyeri, yang bertambah pada saat
bergerak, defekasi, dan batuk.
· Keluar darah atau nanah dari
lubang fistula.
· Iritasi atau ulkus di kulit di
sekitar lubang fistula.
· Gatal sekitar anus dan lubang
fistula.
· Benjolan (Massa fluktuan) bila
masih berbentuk abses.
· Demam, dan tanda tanda umum
infeksi.
Pada pemeriksaan fisik pada daerah anus, dapat ditemukan
satu atau lebih external opening atau teraba fistula di bawah permukaan. Pada
colok dubur terkadang dapat diraba indurasi fistula dan internal opening.
Pemeriksaan
Penunjang
Fistulografi:
Injeksi kontras melalui pembukaan internal, diikuti dengan anteroposterior,
lateral dan gambaran X-ray oblik untuk melihat jalur fistula.
Ultrasound endoanal
/ endorektal: Menggunakan transduser 7 atau 10 MHz ke dalam kanalis ani untuk
membantu melihat differensiasi muskulus intersfingter dari lesi transfingter.
Transduser water-filled ballon membantu evaluasi dinding rectal dari beberapa
ekstensi suprasfingter.
MRI: MRI dipilih
apabila ingin mengevaluasi fistula kompleks, untuk memperbaiki rekurensi.
CT- Scan: CT Scan
umumnya diperlukan pada pasien dengan penyakit crohn atau irritable bowel
syndrome yang memerlukan evaluasi perluasan daerah inflamasi. Pada umumnya
memerlukan administrasi kontras oral dan rektal.
Barium Enema: untuk
fistula multiple, dan dapat mendeteksi penyakit inflamasi usus.
Anal Manometri:
evaluasi tekanan pada mekanisme sfingter berguna pada pasien tertentu seperti
pada pasien dengan fistula karena trauma persalinan, atau pada fistula
kompleks berulang yang mengenai sphincter ani.
Klasifikasi
Selain fistula simple, Parks membagi fistula ani menjadi 4
type:
1. Intersphinteric fistula
Berawal dalam ruang di antara
muskulus sfingter eksterna dan interna dan bermuara berdekatan dengan lubang
anus.
2. Transphinteric fistula
Berawal dalam ruang di antara
muskulus sfingter eksterna dan interna, kemudian melewati muskulus sfingter
eksterna dan bermuara sepanjang satu atau dua inchi di luar lubang anus,
membentuk huruf ‘U’ dalam tubuh, dengan lubang eksternal berada di kedua
belah lubang anus (fistula horseshoe)
3. Suprasphinteric fistula
Berawal dari ruangan diantara m.
sfingter eksterna, dan interna dan membelah ke atas muskulus pubrektalis lalu
turun di antara puborektal dan m.levator ani lalu muncul satu atau dua inchi
di luar anus.
4. Ekstrasphinteric fistula
Berawal dari rektum atau colon
sigmoid dan memanjang ke bawah, melewati muskulus levator ani dan berakhir di
sekitar anus. Fistula ini biasa disebabkan oleh abses appendiceal, abses
diverticular, atau Crohn’s Disease.
Diagnosis
Banding
• Hidranitis supurativa: Merupakan
radang kelenjar keringat apokrin yang membentuk fistula multiple subkutan.
Predileksi di perineum, perianal, ketiak dan tidak meluas ke struktur yang
lebih dalam.
• Sinus pilonidalis: Terdapat di
lipatan sakrokoksigeal, berasal dari rambut dorsal tulang koksigeus/ ujung os
sacrum. Gesekan rambut, peradangan dan infeksi akut sampai abses dan
terbentuk fistel setelah abses pecah.
• Fistel proktitis: Fistel proktitis
dapat terjadi pada morbus Crohn, tbc, amubiasis, infeksi jamur, dan
divertikulitis. Kadang disebabkan benda asing atau trauma.
Penatalaksanaan
Terapi Konservatif Medikamentosa dengan pemberian analgetik,
antipiretik serta profilaksis antibiotik jangka panjang untuk mencegah
fistula rekuren.
Terapi pembedahan:
Fistulotomi:
Fistel di insisi dari lubang asalnya sampai ke lubang kulit, dibiarkan
terbuka, sembuh per sekundam intentionem. Dianjurkan sedapat mungkin
dilakukan fistulotomi.
Fistulektomi:Jaringan
granulasi harus di eksisi keseluruhannya untuk menyembuhkan fistula. Terapi
terbaik pada fistula ani adalah membiarkannya terbuka.
Seton: benang
atau karet diikatkan malalui saluran fistula. Terdapat dua macam Seton,
cutting Seton, dimana benang Seton ditarik secara gradual untuk memotong otot
sphincter secara bertahap, dan loose Seton, dimana benang Seton ditinggalkan
supaya terbentuk granulasi dan benang akan ditolak oleh tubuh dan terlepas
sendiri setelah beberapa bulan.
Advancement Flap:
Menutup lubang dengan dinding usus, tetapi keberhasilannya tidak terlalu
besar.
Fibrin Glue:
Menyuntikkan perekat khusus (Anal Fistula Plug/AFP) ke dalam saluran fistula
yang merangsang jaringan alamiah dan diserap oleh tubuh. Penggunaan fibrin
glue memang tampak menarik karena sederhana, tidak sakit, dan aman, namun
keberhasilan jangka panjangnya tidak tinggi, hanya 16%.
Pasca
Operasi
Pada operasi fistula simple, pasien dapat pulang pada hari
yang sama setelah operasi. Namun pada fistula kompleks mungkin membutuhkan
rawat inap beberapa hari.
Setelah operasi mungkin akan terdapat sedikit darah
ataupun cairan dari luka operasi untuk beberapa hari, terutama sewaktu buang
air besar. Perawatan luka pasca operasi meliputi sitz bath (merendam daerah
pantat dengan cairan antiseptik), dan penggantian balutan secara rutin. Obat
obatan yang diberikan untuk rawat jalan antara lain antibiotika, analgetik
dan laksatif. Aktivitas sehari hari umumnya tidak terganggu dan pasien dapat
kembali bekerja setelah beberapa hari. Pasien dapat kembali menyetir bila
nyeri sudah berkurang. Pasien tidak dianjurkan berenang sebelum luka sembuh,
dan tidak disarankan untuk duduk diam berlama-lama.
|
Anal Fistula
Biasanya
disebut fistel adalah terowongan yang menyambung 2 bagian tubuh yang tidak
lazim. Biasanya adalah sejenis bisul dibagian anus yang tidak bisa
sembuh-sembuh. Didalam bisul tersebut adalah terowongan/canal yang menembus ke
saluran pembuangan/ rectum. Bisa ada satu, dua atau lebih lobang fistula. Ada 3
macam fistula: Simple fistula, Complete fistula, dan Horseshoe fistula.
- Simple fistula adalah fistula yang ada hanya ada satu lobang apakah itu dikulit sekitar anus atau disekitar rectum.
- Complete fistula adalah fistula yang mempunyai 2 lobang, yaitu entrance dan exit. Artinya entrance dari saluran pembuangan lobang pertama dan tentunya keluar melalui exit lobang ke dua.
- Horseshoe fistula adalah 2 lobang fistula yang ketemu satu dengan yang lainnya dalam bentuk huruf U (Horseshoe fistula).
Fistula merupakan penyakit yang
erat hubungannya dengan immune system / daya tahan tubuh setiap individual.
Jika seorang penderita merasakan kelelahan seperti: Bepergian jauh, begadang,
dan terlalu kelelahan serta telat makan maka berdampak pada memperburuknya
penyakit tersebut. Fistula juga sangat erat kaitannya dengan pola makan
Penyebabnya adalah peradangan di
dalam dubur tepatnya dari kelenjar anal (krypto-glandular) didaerah linea
dentata. Jika peradangan sampai kebawah kulit
disekitar dubur, kulit menjadi merah, sakit dan ada benjolan, penderita
biasanya merasa meriang. Anal fistula lebih banyak diderita pria
daripada wanita
Keluhan penyakit Anal
Fistula antara lain adalah
- Keluarnya nanah dan darah dari lobang sekitar anus
- Rasa sakit dan bengkak (abses )
- Rasa gatal
- Tidak nyaman jika duduk
Faktor-faktor
penyebannya antara lain.
- Susah BAB/Konstipasi (susah BAB/tidak Teratur)
- Ngedan ( ngejan) Pada saat BAB
- Pernah ada riwayat t.b.(tuberculosis)
- Masalah di saluraran pencernaan seperti: Ulcer Colitis, Chrons Disease, diare menahun
adapun pantangannya
yaitu:
- Susu dan produk dari susu seperti : es krim, cake, yoghurt, keju, coklat, dan lain – lain.
- Makanan yang mengandung MSG ( Penyedap Rasa ), makanan dan minuman kaleng yang diawetkan seperti : sarden, coca cola, dan lain – lain.
- Minuman beralkohol, anggur dan soda.
- Rokok, Narkoba, Psikotropika
- Berhubungan suami istri dikurangi
- Daging kambing dan jeroan
- Durian, Nanas, Tomat
- Telor, daging bebek, seafood, makanan pedas, cuka, makanan yang asam – asam , kacang – kacangan dan makanan yang terlalu manis
- Olah raga seperti : Futsal, Badminton, Tenis, Berenang, Golf, dan lain – lain
- Tidak boleh memencet abses/ bisulnya untuk mengeluarkan nanah, biarkan nanahnya keluar sendiri.
Adapun yang dianjurkan
selama pengobatan :
- Minum air sebanyak mungkin lebih dari 8 gelas/ hari
- Makan buah – buahan/ sayuran yang berserat tinggi seperti : papaya, pear, melon, wortel, lobak, apel yang manis
- BAB harus lancar dan kotoran ( feces ) harus lunak
- Merendam dengan PK pagi dan malam lalu pakai lotion dari Natural Care
- Menjaga kebersihan disekitar anus dengan sabun yang dapat dibeli di Natural Care
PENUTUP
Kesimpulan :
Fistula adalah hubungan abnormal
antara dua tempat yang berepitel. Fistula ani adalah fistula yang menghubungkan
antara kanalis anal ke kulit di sekitar anus (ataupun ke organ lain seperti ke
vagina). Pada permukaan kulit bisa terlihat satu atau lebih lubang fistula,
dan dari lubang fistula tersebut dapat keluar nanah ataupun kotoran saat buang
air besar.
Saran :
pengobatan yang terus berlangsung
seumur hidup pasien. Karenanya peningkatan kesadaran dan deteksi dini akan
mencegah komplikasi penyakit ini menjadi kronis.
Tawoto dan Wartona. Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawatan,Jakarta: Salemba Madika.
Alimul.H.Aziz
(2006) Pengantar KDM dan Proses Keperawatan, Salemba Medika Jakarta.
Genius!
BalasHapus